Silvia Nachita Ratih

Sabtu, 17 September 2011

Bina Diri Anak Tunagrahita


BINA DIRI BAGI ANAK TUNA GRAHITA

1.       PENGERTIAN BINA DIRI
Bina diri merupakan serangkaian kegiatan pembinaan dan latihan yang dilakukan oleh guru yang profesional dalam pendidikan khusus, secara terencana dan terprogram terhadap individu yang membutuhkan layanan khusus, yaitu individu yang mengalami gangguan koordinasi gerak-motorik, sehingga mereka dapat melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, dengan tujuan meminimalisasi dan atau menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitasnya.
Aktivitas kehidupan sehari-hari yang dimaksud adalah; Kemampuan dan keterampilan sesorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, mulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali. Kegiatn ini dikenal dengan istilah ADL ( Actifity of Daily Living ).
Dengan adanya perubahan paradigma dalam pendidikan yaitu menuju pendidikan Inklusif, maka siswa yang mengalami gagguan gerak-motorik akan kita jumpai juga di sekolah-sekolah reguler.
Pelaksanaan layanan bina diri yang diberikan kepada siswa di SLB bervariasi sesuai dengan hasil dari identivikasi dan asesmen, sehingga program bina diri sifatnya individual. Bagi siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah reguler dapat bekerjasama dengan SLB terdekat untuk mendapatkan bantuan tenaga dalam bidang bina-diri bagi anak-anak yang mengalami gangguan koordinasi-motorik. Apabila ada tenaga Okupasional Terapist dapat bekerjasama sehingga hasilnya dapat lebih optimal. Kewenangan dalam penanganan bidang terapi okupasional (OT) adalah profesi bidang para medis yaitu okupasional terapis, namun guru pendidikan khusus dapat memderikan latihan atau pembinaan tersebut melalui layanan bina diri.

2.      KEMAMPUAN BINA DIRI
Terbagi menjadi  tujuh macam,yaitu:
1.      Kebutuhan Merawat Diri
Kebutuhan merawat diri meliputi kemampuan memelihara tubuh seperti mandi, menggosok gigi,merawat rambut  dan memelihara kesehatan dan keselamatan diri seperti melindungi dari bahaya sekitar ataupun mengatasi luka.
2.      Kebutuhan Mengurus diri
Kebutuhan mengurus diri meliputi memelihara diri secara praktis, mengurus kebutuhan yang bersifat pribadi seperti makan,minum,menyuap makanan,berpakaian, pergi ke toilet,berdandan,serta merawat kesehatan diri.

3.      Kebutuhan menolong diri
Kebutuhan menolong diri meliputi memasak sederhana,mencuci pakaian dan melakukan aktivitas rumah seperti menyapu dan lain sebagainya.

4.      Kebutuhan komunikasi
Kebutuhan komunikasi meliputi komunikatif ekspresif yaitu menjawab nama dan identitas keluarga dan komunikasi resepti yaitu mampu memahami apa yang disampaikan orang lain.

5.      Kebutuhan Sosialisasi
Kebutuhan sosialisasi meliputi keterampilan bermain, berinteraksi. partisipasi kelompok, ramah dalam bergaul,mampu menghargai orang ,bertanggung jawab pada diri sendiri serta mampu mengendalikan emosi.

6.      Kebutuhan Keterampilan Hidup
Kebutuhan Keterampilan hidup meliputi keterampilan menggunakan uang,keterampilan berbelanja dan keterampilan dalam bekerja.

7.      Kebutuhan Mengisi Waktu Luang
Kebutuhan mengisi waktu luang bagi anak tuna grahita dapat berupa kegiatan kegiatan olahraga,seni dan keterampilan sederhana seperti memelihara tanaman atau hewan.
3.      METODE CERAMAH DAN DEMONSTRASI
Rancangan Program Pembelajaran (RPP) yang akan ditampilkan merupakan modifikasi. Jika biasanya program bina diri hanya mengajarkan cara melakukan suatu kegiatan atau ketrampilan maka pada RPP kali ini dimasukkan pengetahuan tentang adab makan dan minum. Perlu ditekankan dalam penggunaan media pembelajaran harus menggunakan media yang benar-benar nyata. Jika guru mengajarkan konsep apel maka guru harus benar-benar menunjukkan buah apel.
                                                               
Rancangan Program Pembelajaran
Pokok Bahasan                   : makan dengan tangan.
Kelas/ Semester                  : I / I 
Alokasi Waktu                     : 2×35 menit.
Standar Kompetensi          :
Memahami cara makan sesuai adab makan Islami.
Kompetensi Dasar              :
Dapat melakukan makan dengan tangan.
Indikator                               :
Anak mampu makan dengan tangan.
Tujuan Pembelajaran       :
Anak diharapkan:
 - Makan mandiri tanpa bantuan orang lain.
- Mengetahui makan sesuai dengan adab makan Islami.
- Membiasakan makan sesuai dengan adab makan Islami.
Materi                                    :
Makan dengan tangan.
Metode                                  :
Materi dan Demonstrasi.
Media                                                :
- Meja makan.
- Makanan yang tidak berkuah. (Nasi dan telor mata sapi dan Tempe goreng).
- Mangkuk pencuci tangan.
- Serbet untuk mengelap tangan.
Langkah-Langkah Pembelajaran          :
Tahap Awal                          :
- Apersepsi.
- Berdoa bersama.
- Mengkondisikan anak untuk kegiatan belajar makan.
Tahap Inti                             :
- Duduk di meja makan.
- Mencuci tangan ke dalam mangkuk.
- Membaca Bismillah.
- Mengambil lauk dari yang terdekat ke piring.
- Mengambil nasi dengan lauk lalu memasukkan ke dalam mulut.
- Makan harus habis dan piring harus bersih.
- Membaca Hamdallah.
- Menjilati jari jemari.
- Mencuci tangan.
- Mengelap tangan dengan serbet.
Tahap Akhir                         :
- Berpesan pada siswa agar mempraktekkan di rumah.
- Menutup dengan doa.
Inilah contoh modifikasi program bina diri dengan memasukkan adab makan dan minum Islami. program dilakukan secara bertahap. Jika pada program ini hanya diajarkan ketrampilan makan menggunakan tangan maka selanjutnya menggunakan sendok, makan makanan berkuah dan seterusnya. Sesuai dengan prisnsip pembelajaran mulai dari yang mudah ke yang sulit.
Metode Modelling             :
Metode ini akan mengantarkan anak memiliki keterampilan atau pengetahuan tertentu dari model yang ditiru sebelumnya. Dengan adanya suatu model untuk dijadikan contoh biasanya suatu keterampilan atau pengetahuan lebih dipahami atau bahkan bisa menimbulkan ide baru. Pemodelan ini tidak selalu oleh guru, bisa oleh siswa atau media yang lainnya.
Metode Modelling sangat mudah untuk dilaksanakan di dalam ruang kelas. Metode ini menunjukkan bahwa guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang oleh guru dengan melibatkan siswa, sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk belajar karena model yang dihadirkan guru lebih variatif.Siswa juga tidak mudah bosan karena siswa dapat belajar dari sumber yang bermacam-macam tidak hanya dari satu guru saja. Metode tersebut juga sangat efektif, dan mampu memacu kreatifitas guru dan siswa. Pembelajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan dan lebih berkesan
Pokok Bahasan                   : Latihan mengancing baju
Standar Kompetensi          : Memahami cara mengancing baju
Kompetensi Dasar              : Dapat mengancing Baju
Indikator                               : Anak mampu mengancing baju
Tujuan pembelajaran       : Anak diharapkan dapat mengancing baju secara mandiri
Materi                                    : Mengancing Baju
Metode                                  : Modelling
Media                                                : Baju/kemeja
Langkah-langkah Pembelajaran          
Tahap awal                          : -  Apersepsi
-          Mengkondisikan anak untuk latihan mengancing baju
Tahap inti                           :- Guru memilih salah satu siswa untuk dijadikan model di depan
Kelas dan mengajak para siswa lainya menirukan apa yang
                                                             Dilakukan model.:
-          Langkah pertama yaitu memasukkan lengan terlebih dahulu
-          Kedua,minta model menarik dua ujung bawah baju sehingga mempermudah mengancing baju
-          Ajak siswa lainnya untuk mengikuti model
-          Memulai mengancing baju dari bawah keatas agar tidak ada kancing yang tertinggal untuk dipasang
Tahap Akhir                         : - Memberikan semangat pada siswa untuk senantisa
                                            - Melakukannya sendiri dirumah


4. ANALIS TUGAS
Analisa tugas adalah tehnik memecahkan suatu tugas atau kegitan menjadi langkah-langkah kecil yang berurutan dan mengajarkan tiap langkah itu hingga anak dapat mengerjakan seluruhnya,
Analisa tugas merupakan salah satu teknik mengajar yang baik sekali digunakan untuk mengajar anak tuna grahita. Dalam perencanaan analisa tugas, harus disesuaikan pula dengan tingkat kecerdasan anak tunagrahita. Untuk anak tunagrahita ringan dibuat lebih sederhana dibanding anak tuagrahita sedang. Untuk anak tunagrahita berat analisa tugasnya dibuat serinci mungkin sehingga memerlukan waktulebih banyak.
Menurut Suhaeri, HN (2005) ada tiga macam analisis terhadap bahan yang akan diajarkan, yaitu:
a.      Analisis tugas rincian
Analisis tugas rincian ini tugas dipecah menjadi satuan subtugas berdasarkan perbedaan satu sama lain.
Contoh : dalam menggosok gigi, membedakan sub-sub. Seperti : menggosok gigi bagian luar gigi rahang kanan,menggosok bagian dalam gigi rahang kiri dan lain sebagainya.

b.      Analisis tugas alur
Analisa tugas alur pun dirinci tas sub-sub yang lebih kecil tetapi dengan meletakkan penekanan pada urutan-urutan sub-sub satu sama lain.



Contoh : mengenakan kaos kaki

















Masukkan jari kaki ke mulut kaos kaki
 

Dekatkan ujung kaos kaki ke jari kaki
 

Tarik mulut kaos kaki ke betis
 













Rapikan
 


 





Latihkan sub tugas terakhir (no 4 ) berkali-kali sampai mahir, kalau sudh mahir latihkan ke tugas sebelumnya (no 3), demikian seterusnya sampai nomor 1.

Selama anak belum mahir dalm salah stu sub tugas, sub-sub tugas sebelumnya dilakukan dengan bntuan sepenuhnya oleh pelatih.

Sedangkan sub-sub tugas yang sudah dikuasai dilakukan sepenuhnya oleh anak.

c.       Analisis tugas generalisasi
Analisis tugas ini digunakan untuk tugas-tugas yang terdiri atas beberapa prinsip.
Contoh : pada pelajaran matematika tentang penjumlahan 16 tambah 7 cara ke bawah harus dikuasai prinsip satuan lurus dengan satuan (6 dan 7), belasan lurus dengan belasan (bilangan sepuluh dari 7+6). Setelah cara ini dikuasai siswa baru siswa disuruh mengerjakan penjumlahan : 16
Sedangkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam merinci tiga kata atau lebih pada satu kalimat, kata-kata itu dipisahkan oleh koma.
Contoh : rapat itu dihadiri Kepala Sekolah, Guru, Komite, dan Karyawan.
Sedangkan langkah-langkah pembuatan analisa tugas adalah :
-          Identifikasi : mengidentifikasi ketrampilan/kegiatan yang akan dilatihkan
-          Tentukan tujuan yang akan dicapai : menentukan tujuan sesuai dengan kegiatan yang sudah dipilih
-          Tentukan target
      Apa yang harus dikuasai anak pada akhir program :
·         Tentukan jumlah langkah yang penting bagi anak tertentu, mungkin untuk anak ada langkah yang dihilangkan
·         Tentukan titik awal dimana dimulai. Akan membuang waktu bila kita mengajarkan ketrampilan yang sudah dikuasai anak
·         Tentukan beberapa kali pertemuan, untuk menyelesaikan tugas
·         Tentukan apa yang akan dicapai anak dalam setiap kali pertemuan.

10 komentar:

  1. terima kasih postingannya sangat bermanfaat

    BalasHapus
  2. terimakasih informasinya, sangat bermanfaat untuk tugas saya menangani anak tunagrahita ^^

    BalasHapus
  3. Klo untuk menggosok gigi langkah langkahnya bglagaimana ya?

    BalasHapus
  4. Trims infonya bisa menjadi bahan tambahan ajar slb al ikhsan bagor nganjuk jatim.

    BalasHapus
  5. Pengen tau daftar pustakanya. Suhaeri HN tentang analisis tugas dong

    BalasHapus
  6. Pengen tau daftar pustakanya. Suhaeri HN tentang analisis tugas dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. ka udah dapat dapus nya yg suhaeri belum ?

      Hapus
  7. Terimakasih, sangat membantu :)

    BalasHapus
  8. ka boleh tau dapatra pustaka suhaeri hn ?

    BalasHapus